Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang dikembangkan oleh Badan Ketahanan Pangan (BKP) sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2019, dan kini tahun 2022, dalam upaya memperluas penerima manfaat dan pemanfaatan lahan, kegiatan KRPL berubah menjadi Pekarangan Pangan Lestari atau disingkat P2L. Kegiatan P2L dilaksanakan dalam rangka mendukung program pemerintah untuk penanganan daerah prioritas intervensi stunting dan/atau penanganan prioritas daerah rawan pangan atau pemantapan daerah tahan pangan.
Kegiatan ini dilakukan melalui pemanfaatan lahan pekarangan, lahan tidur dan lahan kosong yang tidak produktif, dan/atau lahan yang ada di sekitar rumah/bangunan tempat tinggal/fasilitas publik, serta lingkungan lainnya dengan batas kepemilikan yang jelas seperti asrama, pondok pesantren, rusun, rumah ibadah dan lainnya.
Tujuan dan sasaran kegiatan P2L ada dua yaitu pertama untuk meningkatkan ketersediaan, aksesibilitas, dan pemanfaatan pangan untuk rumah tangga sesuai dengan kebutuhan pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman; yang kedua untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga melalui penyediaan pangan yang berorientasi pasar. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, kegiatan P2L dilakukan melalui pendekatan pengembangan pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture), pemanfaatan sumberdaya lokal (local wisdom), pemberdayaan masyarakat (community engagement), dan berorientasi pemasaran (go to market).
Di akhir tahun 2022, Kelompok Kebun Berdaya Sari Dewi telah mengembangkan produk-produk pasca panen hasil kebun yang mereka kelola. Dengan mengangkat nilai gizi dari kebun organic yang mereka kembangkan, dapat menghasilkan keripik daun bayam brasil, nugget sayur dan bolu kukus kulit pisang. Dibantu oleh praktisi-praktisi pembuat olahan makanan dari berbagai pihak, termasuk pelatihan yang diadakan oleh Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Kota Denpasar. Meningkatkan inspirasi bagi anggota kelompok dalam mengembangkan hasil panen yang mereka miliki.
Banyak hal yang telah didapat bagi kelompok selama tergabung dalam kegiatan P2L ini, terutama kepercayaan kelompok dalam mengembangkan kebun organic secara bersama-sama, pengetahuan, kekompakan kelompok, dll. Selama kegiatan berlangsung, tidak sedikit juga tantangan yang dihadapi, dengan jumlah anggota sekitar 32 orang, banyak hal yang telah dilalui kelompok dalam 2 tahun kegiatan ini. Namun, tantangan tersebut dapat dilalui dengan itikad semangat dan kebersamaan untuk saling membantu yang tetap mereka pupuk bersama. Di tengah kesibukan masyarakat urban dalam pemenuhan penghidupannya, saat ini kelompok digerakkan oleh para ibu-ibu atau istri-istri anggota. Semangat yang mereka bangun juga tidak kalah dengan para suaminya.
Pengembangan kebun dengan memanfaatkan telajakan yang mereka miliki, tentunya tidak dapat menghasilkan panen yang maksimal dibanding lahan pertanian yang luas. Namun, jenis tanaman yang dipilih paling tidak dapat membantu sedikit pengeluaran harian mereka untuk membeli kebutuhan pokok, dan pemilihan tanaman yang tidak membutuhkan perawatan intensif adalah strategi yang mereka lakukan, seperti: tanaman terong, cabe, bayam brasil, dll. Hasil kebun organic yang sehat akan menghasilkan pangan yang sehat bagi para anggota kelompok dan keluarganya, itulah harapan yang ingin dicapai oleh para anggota.